Digitalisasi adalah salah satu bidang minat terpenting abad ini. Ini telah menjadi variabel yang menarik dalam mengatur dan mengubah tren pelanggan, koneksi relasional, organisasi bisnis, aktivitas bisnis dan publik. Seperti beberapa teknik yang berbeda, promosi telah mendapat perhatian luar biasa di dunia bisnis dan ilmiah, serta di banyak bidang lainnya (Kaplan dan Haenlein, 2010).
Ide pemasaran digital muncul dari apa yang dimulai sebagai ukuran perdagangan produk moneter antara penjual dan pembeli, sekarang dilengkapi dengan informasi terkomputerisasi yang bergerak maju. Pemasaran digital melibatkan pembentukan korespondensi dan kolaborasi antara pembeli dan organisasi sehingga pembelanja terlibat dalam perilaku pembelian untuk membantu merek secara langsung di web dengan strategi dari media tradisional dan memajukan merek secara tidak langsung (Kotler dan Keller, 2012).
Perusahaan harus memahami pemasaran digital dengan benar dan mengadopsi strategi yang tepat. Digital adalah saluran komunikasi bilateral yang andal dan perusahaan pelaku pemasaran yang tidak dapat disangkal untuk pelanggan dan perusahaan saat ini (Leeflang et al., 2014).
Karena kemajuan inovatif dan penetrasi Internet ke semua lapisan masyarakat dan munculnya permintaan lain, asosiasi kerangka kerja bisnis telah mulai memanfaatkan peluang kerangka kerja baru ini untuk memenuhi kelompok kepentingan yang dituju. Penentu penting dari pemberontakan tingkat lanjut dikatakan sebagai Internet, yang memberikan banyak manfaat bagi pelanggan atau kliennya dan asosiasi mereka, seperti respons pelanggan yang cepat, upaya promosi dengan prediktif rendah, penekanan yang diperbarui dengan cepat, metodologi untuk menilai kebutuhan dan keinginan pembeli, dan seterusnya.
Kotler dan Armstrong (1993) memandang stimulasi terkomputerisasi sebagai alat yang memberdayakan orang dan asosiasi untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan mereka. Sebagaimana dirinci oleh Gartner (2013), meskipun promosi tradisional, sekitar 28% memiliki rencana pengeluaran iklan terkomputerisasi ekstra. Para peneliti seperti Kotler dan Armstrong (2012) setuju bahwa meskipun sebagian besar upaya periklanan selama 10 tahun terakhir telah diatur ulang selain tampilan massal, konsentrasi promosi baru sekarang secara langsung menangani atau mempromosikan prosedur tampilan dasar.
Philip Kotler (2010) menjelaskan proses manajemen pemasaran; “Kegiatan pemasaran adalah menganalisis peluang pasar yang muncul, meneliti dan memilih pasar sasaran, merumuskan strategi pemasaran, rencana pemasaran, mengorganisasikan, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan pemasaran”.
Chaffey dan Smith (2013) menyatakan bahwa cara pertama membuat rencana pemasaran digital dalam strategi pemasaran digital adalah memahami status quo perusahaan. Perusahaan harus melakukan analisis SWOT untuk memahami kekuatan dan kelemahan, ancaman dan peluang mereka. Perusahaan kemudian harus menetapkan tujuan sebagai bagian dari proses manajemen pemasaran. Setelah menganalisis pasar, perusahaan harus menetapkan tujuan untuk mengembangkan rencana pemasaran digital. Setelah itu, perusahaan menggunakan digital positioning untuk membuat strategi pemasaran digital. Personalisasi dan pemilihan segmen pasar sasaran sangat penting dalam pemasaran digital. Dalam strategi ini, perusahaan harus mengartikulasikan dengan jelas manfaat yang ditawarkannya kepada pelanggan melalui saluran digital. Bauran pemasaran saluran digital harus ditinjau. Kemudian terapkan dan periksa strategi dengan mengukur efektivitasnya.
Lalu Apa itu Sertifikasi Digital Marketing?
Sertifikasi Digital Marketing bertujuan dalam mengolah kemampuan softskill dalam melakukan pemasaran terhadap produk milik klien, dan selain itu harus mampu membantu mengembangkan pemasaran terhadap produk dari klien. sertifikasi akan diberikan bagi individu yang sudah berkompeten dalam melakukan penyelesaian suatu masalah dalam marketing. harapannya mampu melakukan pemahaman dan keterampilan yang sangat baik dibidang pemasaran digital.
0 Response to "Apa Itu Sertifikasi Digital Marketing ?"
Post a Comment